Dalam menangani permasalahan kesehatan mental, terdapat berbagai pendekatan yang dapat dipilih. Terapi psikologis umumnya dijadikan pilihan utama, terutama untuk kondisi permasalahan mental yang tidak memerlukan penggunaan obat-obatan. Namun, sebelum kita membahas lebih lanjut, apa yang dimaksud dengan terapi psikologis?
Definisi Terapi Psikologis
Menurut National Institute of Mental Health, terapi psikologis adalah berbagai jenis penanganan yang bertujuan untuk membantu klien untuk menemukan dan mengubah emosi, pikiran, dan perilaku yang mengganggu.
Sebagian besar terapi psikologis dilakukan secara individu, di mana seorang profesional kesehatan mental menangani satu klien secara langsung. Namun, terapi psikologis juga dapat dilakukan secara berkelompok, terutama jika para klien mengalami gejala atau permasalahan yang serupa.
Profesional kesehatan mental yang menjalankan terapi memiliki sertifikasi khusus untuk melakukan jenis terapi tertentu sehingga dipastikan mereka memiliki keterampilan dan pengetahuan yang memadai sesuai dengan standar profesi yang berlaku.
Secara umum, tujuan dari terapi psikologis adalah untuk membantu klien untuk meringankan gejala yang dirasakan, mempertahankan atau meningkatkan kemampuan klien dalam menjalani aktivitas sehari-hari, dan meningkatkan kualitas hidup klien.
Jenis-jenis Terapi Psikologis
Berbagai jenis terapi psikologis dapat dikelompokkan dalam kategori yang lebih luas, seperti terapi kognitif, perilaku, humanistik, psikodinamis, dan lain-lain. Terdapat juga terapi-terapi yang lebih spesifik yang dirancang untuk menangani kondisi kesehatan mental tertentu. Beberapa jenis terapi psikologis yang umum digunakan antara lain adalah sebagai berikut:
a. Cognitive Behavioral Therapy (CBT)
Seperti namanya, CBT berfokus pada dua aspek utama, yaitu kognitif dan perilaku. Pemahaman mendasar dari terapi ini adalah bahwa cara kita berpikir, bertindak, dan berinteraksi dengan orang lain saling berkaitan dan memengaruhi kondisi kesehatan mental kita.
CBT berorientasi pada masalah (problem-oriented) di sini dan saat ini, tidak melibatkan atau mempermasalahkan apa yang telah terjadi di masa lalu. Tujuan dari CBT adalah mencari dan mengubah pola pikiran dan perilaku yang negatif. CBT umumnya dapat digunakan untuk menangani masalah kesehatan mental seperti depresi, cemas, adiksi, dan obsessive-compulsive disorder.
b. Dialectical Behavior Therapy (DBT)
DBT merupakan bagian dari cognitive behavioral therapy (CBT). Sementara CBT berfokus untuk membantu klien mengubah pola pikir negatif, DBT menambahkan empat elemen penting—mindfulness, toleransi terhadap stres, regulasi emosi, dan efektivitas interpersonal—yang menjadi bekal penting bagi klien untuk bertahan dalam kondisi sulit.
Ide mendasar dari DBT bahwa banyak masalah kesehatan mental muncul akibat ketidakmampuan klien dalam menguasai keterampilan tertentu. Dengan pembekalan keterampilan ini, klien diharapkan dapat hidup lebih bahagia dan produktif.
DBT terbukti efektif dalam menangani berbagai gejala borderline personality disorder, seperti perilaku menyakiti diri sendiri (self-harm) dan keinginan bunuh diri. DBT juga digunakan untuk menangani masalah kecemasan, depresi, post-traumatic stress disorder (PTSD), masalah makan, dan ketergantungan pada obat-obatan.
c. Terapi Psikodinamika (Psychodynamic Therapy)
Berfokus pada proses alam bawah sadar, tujuan dari terapi psikodinamika adalah membangun kesadaran diri dari klien dan memahami pengaruh masa lalu terhadap kemunculan perilaku saat ini.
Dengan terapi psikodinamika, klien dapat mengeksplorasi konflik-konflik yang belum terselesaikan serta gejala-gejala yang berakar dari hubungan masa lalu, yang kemudian mempengaruhi munculnya keinginan-keinginan yang merugikan diri sendiri.
Terapi psikodinamika efektif untuk klien yang mengalami trauma dengan membantu mereka memproses dan mengintegrasikan pengalaman traumatis tersebut dengan cara yang aman dan terstruktur. Beragam jenis kondisi psikologis yang dapat ditangani dengan pendekatan ini antara lain depresi, kecemasan, borderline personality disorder, gangguan makan, gangguan panik, dan masih banyak lagi.
d. Terapi Seni (Art Therapy)
Menggunakan cara-cara artistik untuk menangani masalah dan meningkatkan kondisi kesehatan mental, terapi seni menjadi elemen penting dan digunakan dalam berbagai prosedur pemulihan dan pengobatan.
Terapi seni melibatkan berbagai teknik, seperti teater, tarian, musik, menggambar, melukis, kerajinan, dan masih banyak lagi. Sejatinya, terapi seni menggunakan teknik-teknik terintegrasi yang menghadirkan jiwa, tubuh, dan pikiran dengan cara-cara yang sulit tersalurkan melalui kata-kata.
Meskipun terapi seni sering kali dikombinasikan obat-obatan dan tidak berdiri sendiri, terapi ini terbukti efektif dalam mengurangi gejala depresi dan kecemasan, bahkan digunakan untuk menangani kasus skizofrenia dan demensia.
e. Eye Movement Desensitization and Reprocessing (EMDR) Therapy
Berbeda dengan terapi jenis lain yang berfokus mengubah emosi, pikiran, dan respons yang diakibatkan oleh pengalaman traumatis, terapi EMDR berfokus langsung pada memori. EMDR bertujuan untuk mengubah cara memori disimpan dalam otak sehingga dapat mengurangi dan menghilangkan gejala-gejala yang bermasalah.
Salah satu mekanisme utama dalam EMDR adalah bilateral stimulation, di mana klien diminta mengingat kembali memori traumatis yang mengganggu, baik berupa gambaran visual, emosi, pikiran negatif, atau sensasi tubuh. Selama proses ini, klien diminta untuk mengikuti gerakan mata bolak-balik dari kiri ke kanan yang dipandu oleh terapis. Proses ini bertujuan untuk membantu mengurangi intensitas emosional memori tersebut dan mendukung pemrosesan trauma agar lebih mudah diterima.
Terapi EMDR menggunakan pendekatan delapan fase yang terstruktur untuk membantu otak memproses dan mengintegrasikan trauma secara lebih efisien, yang sering kali menghasilkan pemulihan gejala trauma yang lebih cepat.
Cara Mendapatkan Terapi Psikologis
Tidak ada satu terapi psikologis yang cocok untuk semua orang. Sementara mencari tahu tentang jenis-jenis terapi psikologis adalah langkah proaktif yang baik, namun untuk menentukan keputusan terapi yang paling tepat perlu keahlian dari psikolog. LPTUI menyediakan berbagai layanan terapi psikologis dengan psikolog berpengalaman untuk kamu, keluarga, atau kerabat, atau siapa saja yang membutuhkan. Segera sampaikan kebutuhanmu dan buat jadwal melalui melalui link link pendaftaran atau hubungi nomor WhatsApp LPTUI Salemba dan LPTUI Depok.
Ditulis oleh: Khadijah Almuhdor
Referensi:
American Psychological Association. (2017, May 25). Eye Movement Desensitization and Reprocessing (EMDR) therapy. https://www.apa.org/ptsd-guideline/treatments/eye-movement-reprocessing
Institute for Quality and Efficiency in Health Care (IQWiG). (2022, June 2). In brief: Cognitive behavioral therapy (CBT). InformedHealth.org – NCBI Bookshelf. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK279297/
Dialectical Behavior Therapy. (2024, September 14). Dialectical Behavior Therapy: DBT Skills, Worksheets, Videos. https://dialecticalbehaviortherapy.com/
Landin-Romero, R., Moreno-Alcazar, A., Pagani, M., & Amann, B. L. (2018). How does eye movement desensitization and reprocessing therapy work? A systematic review on suggested mechanisms of action. Frontiers in psychology, 9, 1395.
Opland, C., & Torrico, T. J. (2024, September 2). Psychodynamic Therapy. StatPearls – NCBI Bookshelf. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK606117/
Shukla, A., Choudhari, S. G., Gaidhane, A. M., & Quazi Syed, Z. (2022). Role of Art Therapy in the Promotion of Mental Health: A Critical Review. Cureus, 14(8), e28026. https://doi.org/10.7759/cureus.28026
Treatment, C. F. S. A. (1999). Chapter 7—Brief Psychodynamic Therapy. Brief Interventions and Brief Therapies for Substance Abuse – NCBI Bookshelf. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK64952/