Kenali Potensimu

Melalui Tes Intelegensi dan Minat Bakat Online

Pelaksanaan:
20 Mei 2023
Batas pendaftaran: 15 Mei 2023
0
0

Masih Takut Pergi Ke Psikolog? Yuk, Kupas Tuntas Pembahasan Tentang Konseling

konseling

Dalam berbagai dinamika yang terjadi di dalam hidup, seringkali diri kita merasa tidak baik-baik saja di beberapa waktu tertentu karena masalah-masalah yang terjadi dalam lingkungan sekitar sehari-hari, baik yang disadari maupun tidak disadari. Saat masalah tersebut terjadi, kamu mungkin bingung dan berusaha mencari teman terbaik untuk mencurahkan perasaanmu. Namun, tidak semua orang dapat mengerti sepenuhnya apa yang kamu rasakan. Kamu mungkin memiliki momen ketika kamu merasa banyak orang yang kurang mengerti tentang kondisi dan perasaanmu lalu memberikan reaksi yang beragam, mulai dari perkataan “sabar yaa semua pasti berlalu.”, mengadu nasib seperti “ah kamu masih mending, aku …”, meng-enteng-kan solusi, sampai reaksi judgemental, misalnya “kayaknya kamu kurang ibadah, deh!”. Hal tersebut tentu membuat kamu merasa kurang nyaman, bahkan mungkin menahan diri kamu dalam menyampaikan apa yang kamu rasakan kepada orang lain. Meskipun begitu, sisi lain diri kita mungkin tetap ingin meminta kejelasan tentang kondisi yang kita alami, terlebih ketika masalah tersebut sudah memengaruhi kehidupan sosial kita. 

“Apa, ya, yang sedang terjadi kepadaku?”

Merasa bingung terhadap kondisi yang sedang terjadi di dalam diri ataupun apa yang kita rasakan merupakan hal yang valid apalagi saat kamu membutuhkan bantuan untuk melalui semua masalah. Kesadaran atas keresahan kita ini merupakan satu langkah baik untuk memahami kondisi diri kita. Oleh karena itu, langkah selanjutnya yang dapat kamu tempuh adalah konseling.

Mengenal Proses Konseling Lebih Dekat

Konseling atau konseling psikologi merupakan proses treatment yang dilakukan oleh tenaga profesional, seperti psikolog atau psikiater, untuk mengidentifikasi dan membantu masalah kesehatan mental yang dialami oleh klien dengan metode berbincang (talk therapy). Proses konseling bersama psikolog selalu didasari oleh prinsip client-centered theraphy yang diusung oleh seorang psikolog di Chicago, yaitu Carl Rogers, melalui bukunya yang berjudul Client-Centered Therapy: Its Current Practice, Implications, and Theory pada tahun 1951. 

Client-centered therapy adalah prinsip yang menghargai kondisi klien untuk berkembang dan berdaya sesuai kapasitasnya. Dalam hal ini, psikolog menjadi “journeyman” bagi kliennya, yaitu seseorang yang akan setia berada di sisi klien di dalam proses konselingnya. Prinsip ini, sesuai namanya, client-centered, mengutamakan pemetaan akar masalah dari sudut pandang klien dan berusaha membuat klien mengambil insight atau wawasan baru atas masalahnya. Pada prinsip ini, psikolog akan menerima kamu apa adanya secara tulus tanpa diskriminasi dan memberikan respons terbaik dari keadaan yang sedang kamu lalui. Psikolog sudah terlatih untuk mendengar aktif, berempati, dan merespons apapun hal yang kita rasakan sehingga kamu tidak perlu khawatir terhadap respons yang tidak sesuai dengan kondisi kamu. Dengan segala kompetensinya, psikolog akan berusaha untuk menggali masalah kamu secara terarah. Nantinya, kamu bisa mendapat gambaran permasalahan diri kamu secara utuh dan berdiskusi terkait langkah selanjutnya yang perlu diambil bersama psikolog. Hal ini, lah, yang membedakan kapasitas seorang tenaga profesional dengan teman, saudara, dan orang-orang di luar bidang psikologi lainnya.

Sebagai seseorang yang profesional, psikolog harus merupakan seseorang yang minimal sudah mendapat gelar psikolog umum dan memiliki izin praktik yang dikeluarkan oleh lembaga profesional, dalam hal ini adalah Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI). Selain itu, psikolog juga dilarang untuk memiliki konflik kepentingan dengan kliennya. Dengan begitu, apabila kamu merasa kurang cocok atau masih tidak nyaman, kamu dapat mundur dari sesi konseling kapan saja tanpa paksaan apa pun. Hal ini sesuai dengan ketentuan kode etik HIMPSI terkait informed consent atau persetujuan klien. Jadi, kamu tidak perlu khawatir untuk mencurahkan masalahmu kepada psikolog karena psikolog akan menjadi fasilitator kamu selama masa konseling dan menjaga batas-batas profesional.

Tujuan Konseling

Tujuan konseling pada umumnya adalah membantu klien dalam memetakan permasalahannya dengan jelas, menetapkan target klien, memberdayakan klien, serta memfasilitasi klien agar bisa menghadapi masalah tersebut. Tujuan ini dapat tercapai ketika klien sudah berkomitmen pada proses konseling dan bekerja sama dengan psikolog. Hubungan ini disebut dengan hubungan therapeutic. Hubungan therapeutic ditandai dengan adanya kolaborasi, ikatan yang hangat, dan komitmen antara klien dan psikolog dari awal sampai akhir sesi konseling. Semakin baik hubungan therapeutic-nya ketika konseling, semakin tinggi pula keberhasilan konseling.

Kapan Waktu yang Tepat untuk Konseling?

Pada dasarnya, tidak ada waktu yang secara spesifik tepat untuk konseling. Konseling bisa dilakukan baik sebelum memiliki masalah ataupun saat terjadinya masalah. Apabila kamu sudah merasakan adanya masalah yang mengganggu fungsi diri atau kegiatan sehari-hari, kamu dapat langsung untuk menjadwalkan sesi konseling kamu sebelum masalah tersebut menjadi lebih parah. Namun, apabila kamu tidak memiliki masalah dalam keseharian, kamu juga tetap dapat melakukan konseling sesuai kesediaan kamu sebagai langkah preventif. Jadi, jangan menunggu sampai masalahmu berat, ya!

Mungkin terbenak pertanyaan di benak kamu, “Kalau begitu, apakah aku sehat mental?”  

Untuk mengetahui kondisi mental kamu secara singkat sebagai permulaan, kamu bisa mengisi kuis Mental Health Check yang dibuat oleh LPTUI. Kuis ini merupakan kuis singkat yang bisa kamu kerjakan dalam waktu kurang dari lima menit. Perlu diingat bahwa kuis ini hanya menampilkan kondisi kesehatan mental kamu secara sekilas. Oleh karena itu, silakan buat jadwal konseling ke layanan psikologi terdekat untuk mengetahui kondisi diri kamu secara keseluruhan, ya!

Jenis Masalah yang Dikonsultasikan

Selama konseling, kamu bebas untuk mengkonsultasikan jenis masalah kesehatan mental kamu. Tidak ada kriteria masalah tertentu yang menandakan kita bisa atau tidak bisa untuk melaksanakan konseling. Bahkan, kamu bisa, lho, melakukan konseling untuk memahami kondisi orang lain yang menurut kamu mengkhawatirkan.

Masalah-masalah yang biasanya menjadi bahan konseling cukup beragam, mulai dari masalah kesehatan normal-bermasalah sampai permasalahan klinis. Masalah kesehatan yang normal bermasalah berarti masalah tersebut tidak sampai pada tahap gangguan, sedangkan masalah yang bersifat klinis adalah masalah yang sudah mencapai tahap gangguan.

Apabila kedalaman masalahnya cukup berat, psikolog dapat merujuk kepada psikiater untuk dilakukan tindak lanjut. Dalam hal ini, rujukan kepada psikiater bisa dilakukan kepada fasilitas kesehatan yang menyediakan layanan psikiatri, seperti rumah sakit yang bermitra dengan lembaga, rumah sakit biasa, ataupun rumah sakit jiwa.

Prosedur Konseling

Durasi konseling yang biasa dilakukan adalah 60 menit persesinya. Jumlah sesi setiap orang akan berbeda-beda karena ditentukan sesuai dengan kedalaman masalah kesehatan mental masing-masing orang. Semakin kompleks permasalahannya, semakin panjang pula periode atau jumlah sesi konselingnya. Namun, kamu tidak perlu khawatir mengenai jadwalnya karena sesi-sesi tersebut akan dilaksanakan apabila kamu dan psikolog sudah memiliki jadwal yang cocok.

Apabila kamu ingin mendaftar konseling, kamu bisa membuat janji temu dengan psikolog di rumah sakit, klinik, ataupun fasilitas kesehatan yang memiliki layanan psikologi. Kemudian, saat proses konseling dimulai, kamu akan melewati lima tahapan:

  • Building Rapport: Building rapport adalah tahapan untuk mengenal dan membuat kamu relaks terlebih dahulu sebelum memulai ke tahapan selanjutnya. Nantinya, psikolog akan menyapa dan menanyakan kabar kamu dalam beberapa hari terakhir. Jadi, kamu tidak perlu takut dan bingung untuk memulai percakapan bersama psikolog. Cukup jawab secara jujur apa yang ditanyakan oleh psikolognya.
  • Asesmen: Asesmen merupakan tahapan untuk mengumpulkan berbagai informasi kamu yang dapat dilakukan melalui tes, observasi, wawancara, dan lain sebagainya. Data asesmen bersifat rahasia dan hanya dapat diakses oleh pihak profesional yang berkaitan dengan proses konseling. Nantinya, hasil asesmen akan digunakan oleh psikolog sebagai penentu langkah selanjutnya yang harus kamu lakukan.
  • Menetapkan sasaran: Setelah melakukan asesmen, kamu dan psikolog akan menetapkan tujuan yang relevan dengan perubahan yang ingin dituju dalam masalahnya. 
  • Memulai intervensi:
    • Intervensi merupakan tindakan yang dilakukan oleh psikolog untuk menangani masalah kamu. Intervensi yang dilakukan bisa sangat beragam, misalnya teknik grounding, stabilisasi emosi, dan jenis intervensi lain yang disesuaikan dengan jenis masalah yang muncul. Tujuan intervensi adalah memunculkan perkembangan kamu yang positif agar kamu dapat kembali menjalankan kegiatan sehari-hari dengan nyaman. Proses intervensi ini bisa dilakukan dalam jumlah sesi yang banyak secara berkala sesuai dengan intensitas masalah. Oleh karena itu, komitmen yang konsisten merupakan hal yang sangat menunjang keberhasilan intervensi di setiap sesinya. 
    • Nantinya, psikolog juga dapat memberikan pekerjaan rumah (pr) yang dapat kamu kerjakan apabila dibutuhkan. Selain itu, kamu juga bisa menanyakan berbagai hal secara bebas sebelum kamu mengakhiri konseling di sesi tertentu. Psikolog akan dengan senang hati melakukan psikoedukasi kepada kamu, bahkan kepada orang-orang yang berkaitan dengan masalahmu apabila dibutuhkan. 
  • Terminasi: Terminasi merupakan sesi penghentian intervensi setelah banyak sesi berlalu. Biasanya, hal tahapan ini dilakukan saat kamu dan psikolog sudah sepakat bahwa kondisi kamu sudah jauh lebih baik dan stabil. Namun, proses terminasi juga dapat terjadi apabila kamu sendiri ingin menghentikan proses konseling untuk sesi-sesi berikutnya atau tidak cocok dengan psikolog kamu. Tidak ada paksaan dalam melakukan konseling, tetapi perlu diingat bahwa komitmen terhadap konseling merupakan aspek pendukung dari konseling yang berhasil.

Apabila klien merupakan seorang remaja atau anak, biasanya psikolog akan berusaha dengan sebaik mungkin untuk menjelaskan keadaan klien kepada orang tua dengan bahasa yang lebih mudah dipahami, tetapi tetap menjaga data confidential yang sudah disepakati dengan klien. 

Tips Agar Kegiatan Konseling Menjadi Lebih Efektif

Sebelum Konseling

  • Yakinkan dirimu untuk berkomitmen dalam menjalani kegiatan konseling.
  • Catat segala keluhan atau hal-hal yang mengganggu aktivitas kamu selama ini. Tak jarang, klien sering bingung terhadap apa yang ingin mereka sampaikan pada sesi konseling, bahkan tidak mengingat apa keluhan mereka. Oleh karena itu, silakan renungkan permasalahanmu, baik yang sedang maupun sudah terjadi, agar permasalahanmu bisa disampaikan dengan jelas saat sesi konseling nanti.
  • Relaksasi sebelum konseling: Kamu perlu mempersiapkan dirimu, baik secara fisik dan mental. Lakukan hal-hal yang membuat dirimu relaks demi menghindari ketegangan saat bertemu dengan psikolog.
  • Datang konseling tepat waktu

Saat Konseling

  • Sampaikan catatan keluhanmu. Bila kamu sudah membuat catatan sebelum konseling, kamu bisa menjelaskannya kembali ketika sesi konseling berlangsung. Meskipun terlihat banyak atau membingungkan, catatan kamu akan sangat berguna saat psikolog menanyakan keluhanmu. Semakin detail catatan tersebut, semakin lengkap kamu bisa menyampaikan seluruh permasalahan dan membantu psikolog untuk menganalisis masalahmu. Dengan begitu, kamu dapat menggunakan waktu konseling secara efisien.
  • Kejujuran dan keterbukaan adalah kunci utama. Saat bertemu psikolog, kamu mungkin akan merasa tegang dan khawatir, tetapi perlu diingat bahwa psikolog membawa asas profesionalitas dalam pekerjaannya. Psikolog memiliki kode etik untuk menjaga kerahasiaan, tidak mendiskriminasi, serta tidak menilai seseorang sebelah mata. Oleh karena itu, selalu sampaikan dengan jujur dan terbuka atas masalah yang kamu rasakan dan lalui.
  • Jadi diri sendiri dan sampaikan semua keraguan. Seringkali kita merasa ragu terkait cara berbicara ataupun konteks cerita yang kita bawa, seperti “apakah ceritaku berbelit-belit?”, “apakah aku cerita terlalu dalam?”, “apakah ini cerita yang penting?”, dan lain sebagainya. Pikiran-pikiran semacam itu hanya akan menahan kamu untuk mengeluarkan informasi yang perlu didengar oleh psikolog. Semua informasi yang kamu bicarakan akan menjadi penentu hasil konseling. Semakin banyak informasi yang diterima, semakin lengkap bahan analisis yang dilakukan oleh psikolog. Oleh karena itu, sampaikan semua hal yang kamu pikirkan dan rasakan secara lantang agar proses konseling bisa berjalan dengan efektif.
  • Merasa emosional adalah hal yang wajar. Berbicara tentang masalah pribadi kerap kali membuat kita emosional dan menangis. Reaksi ini merupakan hal yang wajar ditemui oleh psikolog. Dengan ini, jika kamu mulai merasa emosional, silakan ekspresikan emosimu dan menangis jika diperlukan. Psikolog akan memahami keadaanmu dan membantumu untuk lebih tenang agar bisa melanjutkan sesi konseling.
  • Jangan ragu untuk bertanya dan memberi tanggapan. Bertanya dan memberi tanggapan adalah hak yang bisa kamu dapatkan selama menjadi klien. Jika kamu merasa bahwa respons yang dikeluarkan psikolog kurang tepat dengan keadaanmu, kamu bisa langsung melakukan konfirmasi kepada psikolog agar psikolog dapat mempertimbangkan kembali analisisnya. Hal ini sangat penting mengingat setiap perkataanmu adalah petunjuk bagi psikolog untuk membantu permasalahanmu. Oleh karena itu, silakan manfaatkan waktu konselingmu untuk memperdalam permasalahanmu sesuai apa yang kamu rasakan dan lalui. 

Sesudah Konseling

Patuhi apa yang telah kamu sepakati dengan psikolog dan kerjakan tugas yang diberikan oleh psikolog secara konsisten. Komitmen dan kontrol diri yang baik akan membantumu dalam mengerjakan tugas dari psikolog dan menjauhkan dirimu dari hal-hal yang tidak diinginkan.

Penegakan Diagnosis

Perlu diketahui bahwa pada dasarnya, penegakan diagnosis hanya dapat dilakukan oleh tenaga profesional yang ahli dalam bidangnya, misalnya psikolog atau psikiater. Berbeda dengan psikiater, penegakan diagnosis yang dilakukan oleh psikolog dapat dilakukan setelah melalui beberapa sesi konseling sampai data yang dibutuhkan terpenuhi. Jadi, penegakan diagnosis oleh psikolog tidak bisa dilakukan di awal konseling, ya, teman-teman! 

Self-Diagnosis: Baik atau Buruk bagi Kesehatan Mental?

Diagnosis yang ditetapkan oleh psikolog belum tentu masuk ke dalam kategori gangguan kesehatan mental yang tercatat resmi dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders 5th Edition Text Revision (DSM-5-TR). Perlu diketahui bahwa diagnosis gangguan mental tidak bisa ditegakkan apabila klien hanya memiliki 1 atau 2 karakteristik tertentu. Perlu ada upaya chrosscheck lebih lanjut tentang berbagai gejala yang dirasakan, faktor, sampai keterangan orang terdekat mengenai hidup seseorang secara berkali-kali. Tak jarang pula seseorang bisa mengalami gejala-gejala tertentu dan tidak didiagnosis gangguan kesehatan mental (nonklinis). Permasalahan nonklinis ini, lah, yang sering menjadi stereotip negatif di masyarakat luas karena belum luasnya cakupan psikoedukasi yang diberikan mengenai kesehatan mental, termasuk gangguan mental. Stereotip ini berbahaya bagi orang-orang yang mengalami masalah kesehatan mental karena berpotensi untuk menimbulkan stigma di masyarakat dan fenomena diagnosis mandiri (self-diagnosis). Padahal, self-diagnosis seringkali tidak merepresentasikan sama sekali diagnosis yang sebenarnya.

Diagnosis digunakan sebagai alat komunikasi antartenaga profesional untuk melihat prognosis (prediksi kondisi seseorang) dan mempermudah tindakan intervensi, bukan melabeli diri seseorang. Dalam hal ini, sangat penting bagi kita untuk menghindari tindakan self-diagnosis untuk mengurangi pelabelan stereotip yang ada di masyarakat, baik bagi diri sendiri maupun kepada orang lain.

Namun, ini bukan berarti kita dapat menyepelekan masalah yang berada di kategori nonklinis. Masalah nonklinis bisa berkembang menjadi masalah klinis jika akar masalahnya tidak diselesaikan dan terus menumpuk. Hanya saja, intervensi yang dilakukan setelah penetapan diagnosis pada saat konseling bisa berbeda-beda tergantung level masalahnya. Jadi, sangat penting untuk memerhatikan gejala-gejala yang ada pada masalah nonklinis, misalnya kelelahan mental, kecemasan, pikiran negatif, dan lain sebagainya. Konseling masalah nonklinis dapat meningkatkan kesejahteraan diri seseorang. Dengan ini, jangan menunggu sampai parah, ya, teman-teman!

Diagnosis hanya sebagian kecil aspek yang ditemukan di dalam diri klien. Oleh karena itu, setelah kamu mendapat diagnosis setelah konseling, ingat bahwa diagnosis bukan menjadi hasil akhir penentu identitas diri kamu. Diri kamu selalu lebih besar daripada diagnosismu!

Tempat dan Biaya Konseling

Konseling bisa dilakukan di rumah sakit, klinik, atau lembaga-lembaga psikologi terpercaya yang mendapat izin praktik dari HIMPSI, salah satunya adalah LPTUI. LPTUI sudah berpengalaman di bidang psikologi sejak 70 tahun terakhir, khususnya pada layanan konseling. 

LPTUI sendiri memiliki banyak psikolog dengan jenis pengalaman dan spesifikasi minat yang berbeda-beda, mulai dari level Reguler, Madya, sampai Prime. Setiap tahunnya, LPTUI sudah melakukan lebih dari 3.300 jam konseling untuk para klien. Layanan ini dapat ditujukan, baik bagi anak, dewasa, maupun keluarga. Berikut adalah layanan konseling di LPTUI di antaranya adalah:

  • Konseling & Terapi Anak
  • Penelusuran Minat & Bakat Anak Pra Remaja
  • Penelusuran Minat & Bakat Anak Berkebutuhan Khusus
  • Konsultasi Individu Pasca Remaja
  • Konsultasi Kelompok/Keluarga
  • Pemeriksaan Kesehatan Mental Individu

Layanan konseling LPTUI berlokasi di Klinik LPTUI Salemba Universitas Indonesia, Jakarta Pusat dan Klinik LPTUI Depok, Jawa Barat. Layanan konseling di LPTUI bisa dilakukan secara daring dan luring sesuai dengan ketersediaan klien dan psikolog. Jika kamu ingin konseling secara luring, kamu bisa datang ke Klinik Depok ataupun Salemba. 

Selain itu, LPTUI menyediakan ruangan-ruangan khusus untuk melakukan konseling. Ruangannya bersifat tertutup dan dilengkapi dengan fasilitas kursi dan meja yang memadai sesuai dengan  demi menghargai kerahasiaan masalah serta kenyamanan klien dan psikolog.  Pada sisi yang lain, jika kamu ingin konseling secara daring, LPTUI akan memfasilitasi konseling melalui Zoom Meeting. Perlu ditekankan bahwa saat ini layanan konseling di LPTUI belum menerima layanan private psikolog yang bisa datang ke rumah. Namun, kamu bisa berdiskusi dengan admin terkait teknis pelaksanaan konseling.

Biaya layanan konseling psikologi di LPTUI beragam sesuai pengalaman psikolog, teknis konseling, dan lain sebagainya. Berikut adalah daftar biaya layanannya:

konseling

Namun, saat ini LPTUI belum menerima asuransi BPJS dalam pembayarannya. Untuk detail layanan dan pendaftaran layanan konseling di LPTUI, kamu bisa mengontak admin Klinik LPTUI Depok di +62 815-1007-3561 atau Klinik LPTUI Salemba di +62 811-1993-779.

Ditulis oleh Zahradhiya Rizqi

Tinggalkan komentar

0

Keranjang Kamu Kosong

Tidak ada produk di keranjang Anda.